Usability test pada EPrints

Perpustakaan digital sebagai sumber informasi yang dikelola oleh perpustakaan pada dasarnya juga merupakan bagian dari sistem informasi. Di perguruan tinggi, kebanyakan perpustakaan digital dibangun menggunakan software open source EPrints yang dkembangkan oleh University of Southampton mulai tahun 2000 (Agrawal, 2014). Sesuai data yang diambil dari website http://roar.eprints.org/ jumlah institusi yang menggunakan EPrints di seluruh dunia tercatat sejumlah 626 institusi/website. Di Indonesia sendiri, EPrints digunakan di 74 instansi yang mayoritas adalah Perguruan Tinggi. Software open source lain untuk perpustakaan digital, yaitu DSpace, digunakan oleh 16 website di Indonesia.

Sebagai sistem informasi, perpustakaan digital bisa dinilai tingkat kegunaannya atau yang biasa disebut dengan usability. Menurut (Priyanto, 2017), ada 5 faktor manusia yang harus dipertimbangkan untuk mengevaluasi perpustakaan digital, yaitu waktu untuk mempelajari, kecepatan kinerja, tingkat error pengguna, retensi dan kepuasan subyektif. Sedangkan menurut (Masitah Ahmad, 2014) usabillity adalah konsep multidimensional yang bisa diteliti dari berbagai perspektif yang (diantaranya) juga merupakan user-friendliness serta dapat ditinjau dari sudut pandang efektifitas antarmukanya.

Meskipun pengguna EPrints cukup banyak, namun tidak banyak artikel yang membahas mengenai usability EPrints. Diantara yang meneliti tentang usability test pada EPrints dan akan dibahas disini adalah dari (Omer Dalkiran, et. al., 2014). Dalam studi ini, Dalkiran meneliti penggunaan EPrints untuk arsip digital pada Departemen Manajemen Informasi, Universitas Hacettepe, Turki. Penelitian ini bertujuan menganalisis tingkat interaksi pengguna dengan antarmuka sistem dan menentukan kemudahan penggunaan untuk mengumpulkan data serta membuat perubahan dan pengembangan yang diperlukan berdasarkan hasil yang dikumpulkan. Penelitian dilakukan kepada 5 pengguna dengan metode praktik langsung menggunakan EPrints yang mana jumlah klik pada mouse dan penggunaan keyboard dipantau dengan perangkat lunak Camtasia Studio.

Pertanyaan yang diajukan kepada kelima pengguna tersebut yakni;

  1. Bagaimana cara mendapatkan akses penuh (fulltext) ke sebuah artikel mengenai bibliometrika, yang diterbitkan pada tahun 2012 (1 full access an article). Pertanyaan ini bertujuan menilai pencarian subjek, tanggal, atau jenis publikasi bersama dengan fitur akses fulltext.
  2. Mendaftar ke Arsip Digital (2 sign-up). Pertanyaan ini bertujuan untuk menilai kemudahan/kesulitan dalam proses keanggotaan.
  3. Mencari artikel yang ditulis oleh Bülent Yılmaz dengan topik: Komunikasi Sosial dan Perpustakaan (3 listing articles). Pertanyaan ini bertujuan untuk menilai keterjangkauan pengguna pada sebuah artikel yang ditulis oleh penulis terkenal dan pada topik tertentu.
  4. Mengakses bab dari buku yang diterbitkan pada tahun 2010 beserta daftar seluruh penulisnya (4 listing authors).

Adapun hasil penelitian pada 5 pengguna dengan identitas S1, S2, S3, S4 dan S5 adalah sebagai berikut:

Dari hasil penelitian diatas bisa diambil beberapa kesimpulan, yakni;

  1. Tabel 1 menunjukkan bahwa proses mendaftar (sign-up) pada sistem cukup menyulitkan karena pengguna harus mengecek e-mail konfirmasi yang terkadang dideteksi sebagai spam(tidak masuk inbox). Sementara untuk pertanyaan lainnya, relatif mudah diselesaikan.
  2. Tabel 2 menunjukkan lama waktu yang dihabiskan oleh pengguna untuk menyelesaikan sebuah pertanyaan. Dapat dilihat bahwa proses mendaftar sekali lagi membutuhkan waktu yang relatif lama dibandingkan proses lain yang artinya proses ini lebih menantang (menyulitkan). Sementara proses lainnya relatif lebih mudah diselesaikan.
  3. Tabel 3 menunjukkan berapa kali pengguna mengeklik sebelum akhirnya menyelesaikan pertanyaan. Meskipun pada data ini, proses mendaftar juga menghabiskan waktu lebih banyak dibanding proses/pertanyaan lain, namun harus pula dilihat bahwa pengguna S1 memerlukan lebih banyak (bahkan jauh lebih banyak) klik untuk menyelesaikan soal. Dalkiran, et.al. menyebut bahwa latar belakang pengguna (S1) yang merupakan mahasiswa S1 lebih berperan disini karena faktor usia, pengalaman dan tingkat antusiasme yang tinggi.

Pada tahap akhir penelitian, kelima pengguna diminta untuk menyampaikan opini mengenai kemudahan pemakaian EPrints melalui 10 pertanyaan yang diukur menggunakan skala Likert. Secara keseluruhan, pendapat pengguna terdistribusi dalam tingkat sedang. Pengguna mengindikasikan bahwa penataan menu sudah baik serta fitur-fitur yang ada secara umum mudah diingat. Namun demikian, pengguna memandang bahwa panduan penggunaan kurang memadai. Pengguna yang menggunakan EPrints untuk pertama kalinya, mengharapkan mereka dapat memperoleh panduan secara lebih mudah. Sebagian besar pengguna juga mengindikasikan bahwa mereka tidak menemui kesalahan dalam antarmuka sistem, visualisasi juga dianggap memuaskan secara keseluruhan. Namun dapat dikatakan pula bahwa untuk menjamin kepuasan pengguna, antarmuka tetap harus lebih dikembangkan.

 

Daftar Pustaka

Ida F. Priyanto. (2017). Materi kuliah Perpustakaan Digital. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Masitah Ahmad, Jemal H. Abawajy. (2014). Digital Library Service Quality Assessment Model. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 129, 571 – 580. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.03.715

Omer Dalkiran, et. al. (2014). Usability Testing of Digital Libraries: The Experience of EPrints. Procedia – Social and Behavioral Sciences, 147, 535 – 543. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.07.155

Pawan R. Agrawal., Shyama Rajaram. (2014). Open Source Software and Open Access Resources for Enhancing Library Services: an Exploratory Study (Doctoral Dissertation). Maharaja Sayajirao University of Baroda (India), ProQuest Dissertations Publishing.